Sunday, July 29, 2012

Purwokerto : Blusukan di Bumi Ngapak


Kalau boleh jujur rasanya saya terkesan dengan kota ini. Kehidupan kota ini memang berkembang, terlalu sepi tidak, terlalu ramai juga tidak, terlalu modern tidak (sebab masyarakat kota ini masih mampu mempertahankan kearifan lokalnya), terlalu ndeso juga tidak. Sedang-sedang saja menurut saya.
Bagi anda yang sudah pernah melancong ke Purwokerto, atau anda sendiri mungkin warga Purwokerto dan sekitarnya rasanya tidak perlu saya jelaskan lagi satu per satu apa yang anda di balik ‘jilid’ kota ngapak ini, tapi bagi anda yang belum pernah melancong ke Purwokerto atau bahkan belum tahu sedikit pun tentang kota Purwokerto, dalam tulisan ini sedikit saya kasih tau bocoran ada apa saja di Purwokerto. Kita intip satu per satu ya:

1. Baturraden

  Lokawisata Baturraden, adalah salah satu potensi wisata utama yang disajikan Purwokerto (Banyumas), setiap harinya obyek wisata ini ramai dikunjungi wisatawan, baik itu wisatawan lokal (Jawa Tengah), daerah lain, maupun wisatawan mancanegara.
Salah satu alasan mengapa daerah ini cukup ramai dikunjungi oleh para wisatawan, mungkin karena tempat ini memiliki pesona wisata alam yang cukup potensial, didukung dengan udaranya yang sangat sejuk karena persis di bawah kaki Gunung Slamet (Gunung tertinggi di Jawa Tengah), selain itu juga dari sarana penunjang lainnya seperti Penginapan ataupun Hotel tersaji lengkap di Baturraden, dari mulai penginapan kelas melati hingga hotel berbintang yang menyediakan convention hall didalamnya (cocok untuk mengadakan pertemuan).
Jika anda bertanya apa saja wisata yang disajika di seputaran Baturraden? Saya jawab banyak sekali, dari mulai Air Terjun, Kebun Raya, Kolam Renang baik air dingin maupun air panas (alami), outbound, Bumi Perkemahan (pernah digunakan Jambore Nasional Pramuka) dan wisata alam lainnya. Jarak tempuh dari pusat kota Purwokerto ke Baturraden sekitar 15Km, jika anda tidak membawa kendaraan pribadi, tersedia pula angkutan wisata yang siap mengantar anda dari terminal bis Purwokerto menuju Baturraden.


2. Universitas Jenderal Soedirman


Universitas Jenderal Soedirman atau lebih dikenal dengan sebutan Unsoed, merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia yang berada di Kota Purwokerto, awal didirikan pada tahun 1961 Unsoed rencana awalnya hanya untuk memudahkan pelajar daerah Banyumas dan sekitarnya yang ingin memperoleh pendidikan tinggi akan tetapi terhalang jarak dan biaya maka pemerintah saat itu mendirikan Perguruan Tinggi, dan pada tahun 1963 disahkan Unsoed sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Saat ini Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) sebagai Universitas Negeri di Purwokerto, tak hanya memiliki mahasiswa lokal seputaran Banyumas saja, melainkan dari seluruh pelosok tanah air setiap tahunnya masuk ke Universitas Pak Dirman ini, wajar saja karena pada saat ini Unsoed sudah memiliki berbagai macam fakultas diantaranya: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Fakultas Pertanian, Fakultas Sains dan Teknik, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Biologi, ditambah lagi dengan Program Pasca Sarjana baik itu Magister maupun Doktoral, dan rencananya dalam beberapa tahun kedepan akan menambah lagi beberapa fakultas.Disisi lain juga Universitas Jenderal Soedirman, saat ini tengah mempersiapkan diri Go International dengan target Unsoed sebagai World Class Civic University.

3. Mendoan

Mendoan, panganan khas Purwokerto ini memang rasanya sudah tidak asing lagi, hampir di setiap kota sudah ada. Makanan ini sebetulnya tidak beda jauh dengan tempe goreng tepung, akan tetapi yang membedakan tempe goreng lain dengan tempe goreng khas Purwokerto ini dari racikan bumbu, racikan tepung, serta cara memasaknya yang cukup unik, uniknya disini pada saat memasak mendoan tidak digoreng sampai matang tetapi bisa dikatakan setengah matang. Terus rasanya bagaimana? meskipun setengah matang tapi rasanya bagi anda yang belum pernah mencoba wajib anda coba!

4. Gethuk Goreng Sokaraja

Nama Sokaraja sendiri adalah nama sebuah daerah di Kota Purwokerto, tepatnya di daerah selatan pusat kota Purwokerto. Di daerah inilah gethuk goreng yang legendaris itu lahir, gethuk goreng juga merupakan panganan khas Kota Satria. Makanan ini terbuat dari singkong yang diolah dencara khusus dipadukan dengan manisnya gula kelapa (alami). Makanan seperti ini bisa temui di berbagai sudut kota Purwokerto, dan sangat cocok untuk anda jadikan oleh-oleh khusus dari Purwokerto. Oleh-oleh dari kota Purwokerto, selain gethuk goreng juga ada kue nopia dan juga klanting.


5. Soto Sokaraja


Satu lagi panganan dari Sokaraja, yang lumayan terkenal yaitu Sotonya. Soto Sokaraja adalah salah satu kuliner khas asli Purwokerto yang tak kalah fenomenal, terbukti di setiap kota besar pasti ada orang Purwokerto yang jualan makanan semacam ini, dan saya yakin anda pasti pernah mencoba minimalnya mendengar panaganan satu ini. Berbicara tentang soto di Purwokerto tak hanya soto Sokaraja yang membuat lidah anda bergoyang, ada satu lagi yaitu “soto ayam jalan bank”. Tak jauh berbeda memang dengan soto sokaraja, akan tetapi soto jalan bank memiliki karakter tersendiri, kalau soto sokaraja pusatnya di sokaraja, kalau soto jalan bank adanya di jalan bank. Kalau anda ke Purwokerto wajib coba keduanya!

6.  Taman Andhang Pangrenan


Kota Purwokerto saat ini memiliki taman kota yang lumayan tertata dengan baik, dan layak dijadikan tempat rekreasi keluarga melepas kesibukan beraktivitas, biasanya tempat ini setiap sore ramai dikunjungi oleh masyarakat khususnya masyarakat lokal, dari mulai anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.  Tempat ini memang cocok untuk anda jalan-jalan mencari keringat, atau nongrong. selain tempatnya yang tertata rapi juga di tempat ini tersedia food court. Taman kota ini berada di Jl. Gerilya (Eks. Terminal Lama).


7. Museum Bank BRI

Sebagai ungkapan terima kasih kepada para pendahulunya, Bank Rakyat Indonesia mendirikan Museum Bank Rakyat Indonesjia. Museum ini dimaksudkan pula sebagai suatu monumen untuk melestarikan alat-alat, dokumen, foto-foto dan sebagainya yang pernah dipergunakan dalam kegiatan operasional BRI.
Berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman No 27, Purwokerto, museum BRI diharapkan dapat menjadi semangat juang yang diwariskan kepada generasi penerus. Selain itu dengan adanya museum dapat menunjukkan bagaimana perkembangan BRI dari masa ke masa.
Koleksi

Koleksi museum BRI meliputi benda-benda yang mewakili setiap zamannya tentang perkembangan sejarah perbankan di Indonesia, sejak masa penjajahan Belanda, Jepang, masa perjuangan kemerdekaan hingga saat ini. Selain koleksi di atas, museum juga menyediakan sarana perpustakaan dan juga ruang audiovisual.

8. Jalan kuliner sekitar GOR Satria


Perkembangan wisata kuliner sangat pesat, indikatornya lihat saja seputaran GOR Satria Purwokerto yang sekarang bermunculan restoran-restoran yang siap memanjakan para penikmat wisata kuliner. Dari mulai Pecel Lele, Bebek Goreng/Bakar, Ayam Goreng/Bakar, Iga Bakar, dan lain sebagainya tersedia di jalan ini, dan tentunya jadi catatan penting bagi anda penikmat jajanan nusantara jika melancong ke Purwokerto kurang puas jika anda tak mencoba jajanan kuliner di seputaran GOR Satria.

Inilah sedikit bocoran mengenai Purwokerto, jika anda kebingungan mencari referensi tempat liburan, kota ini bisa menjadi satu diantaranya.

sumber : berbagai sumber dan pengalaman sendiri.


Nusa Kambangan : Menepis Konotasi Negatif "Al-Catraz" Indonesia

Sekilas tentang Pulau Nusa Kambangan

Benteng Pendem
Apa ada yang dalam persepsi kita jika mendengar kata Pulau Nusakambangan? Hampir dapat dipastikan bahwa yang muncul adalah gambaran sebuah pulau di sebelah selatan Kota Cilacap sebagai yang menyeramkan tempat pembuangan orang yang dianggap berbahaya. Narapidana yang mendapat hukuman penjara lebih dari 5 tahun memiliki peluang dikirim ke pulau tersebut, apalagi penjara di kota semakin penuh sesak oleh terpidana yang lebih ringan. Gambaran Nusakambangan sebagai pulau yang menyeramkan tidak dapat disalahkan. Bayangkan saja, sejak zaman dulu sampai saat ini pulau ini telah diperkenalkan kepada anak-anak SD sebagai Pulau Narapidana. Pulau Nusakambangan merupakan salah satu kawasan pantai selatan Kabupaten Cilacap yang dipisahkan oleh Selat Segara Anakan yang memisahkan dengan daratan Pulau Jawa. Pulau ini memang menawarkan banyak hal. Semakin lama mendekat dan melihat kesan menyeramkan berangsur-angsur sirna . Bayangan yang menyeramkan pada penghuni penjara, serta hutan belantara yang sampai saat ini masih mampu melindungi satwa-satwanya perlahan-lahan akan melumatkan kesan menyeramkan bahkan kesan tersebut berganti rasa takjub dan detak kekaguman tiada habisnya. Tidak perlu cemas akan seramnya cerita mengenai para penghuni LP sebab diantara lokasi wisata dengan Lembaga Pemasyarakatan sangat jauh. Dari 9 buah LP, 5 diantaranya LP Karanganyar, Nirbaya, Karang tengah, Gligir dan Limusbuntu sudah tidak digunakan, namun sekarang sudah dibangun untuk penjara khusus narkoba dan penjara terbuka serta penjara super maksimum security.Sejak tahun 1985 Lembaga Pemasyarakatan tinggal 4 LP yang di gunakan diantaranya LP Besi, LP Batu , LP Permisan dan LP Kembang kuning (Penjara yang dibangun antara tahun 1908 sampai dengan 1950) yang rata-rata mempunyai kapasitas 500 orang sampai 2000 orang. Pulau Nusakambangan yang memanjang dari barat ketimur sepanjang kurang lebih 36 km dan lebar antara 4 – 6 KM dengan luas keseluruhan adalah 210 km2 atau 21.000 ha memang menyimpan misteri dan daya tarik wisata seperti goa, pantai, benteng dan keindahan batuk arang dan keindahan panorama alam, hutan cagar alam, dan hutan belantara . Mari kita intip apa saja yang bisa “isi” Nusa Kambangan.

Segara Anakan

Segara Anakan
Nikmatilah uniknya alam Segara Anakan dan Nusakambangan, dapatkan petualangan yang mengasyikan. Segara Anakan Cilacap terletak di belakang Pulau Nusakambangan wilayah Kabupaten Cilacap. Segara Anakan merupakan Laguna yang unik di pantai selatan Pulau Jawa dengan ekosistem rawa bakau (mangrove) yang memiliki komposisi dan stuktur hutan terlengkap di Pulau Jawa. Berbagai komponen sumber daya hayati berupa flora, habitat berbagai jenis fauna, betang alam daratan dan bentang alam perairan yang beinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk suatu kesatuan ekosistem alami. Segara Anakan merupakan bagian dari kawasan Nusakambangan yang membentuk suatu paduan alam yang menawan. Segara Anakan dan Nusakambangan merupakan tempat wisata alam yang ideal. Panorama bentang alam dan keunikannya menyajikan suatu pemandangan yang menakjubkan. Nikmati paduan keindahan dan keunikan penuh nuansa petualangan yang mengasyikan.

Kampung Laut

Dinamakan “Kampung Laut” karena perkampungan ini berada di laguna Segara Anakan dan sekelilingnya merupakan wilayah perairan. Berbagai keunikan terdapat di daerah ini, mulai dari banyaknya Goa Karst, fauna laut, dan hingga pola hidup masyarakat yang menetap di daerah tersebut. Letaknya dapat dikatakan terisolasi dan berada cukup jauh dengan wilayah perkotaan, membutuhkan waktu 4 jam dengan menggunakan perahu compreng atau sekitar 2 jam dengan menggunakan perahu mesin. Untuk sampai ke Kampung Laut kita akan melewati hutan mangroove dan menyusuri Pulau Nusakambangan yang digunakan sebagai penjara untuk narapidana kelas berat.

Pantai Pasir Putih

Cocok dengan namanya pasir putih karena pantainya berpasir putih sehingga masyarakat menyebutnya Pantai Pasir Putih. Pantai Pasir Putih salah satu obyek wisata yang ada di sebelah selatan Pulau Nusakambangan tepatnya berada di sebelah timur Pantai Permisan. Pantai Pasir Putih dihiasi dengan berbagai batu karang atau pulau – pulau kecil yang membujur ke timur dihiasi ombak yang sangat dahsyat / ganas sehingga benturan air menghantam batu karang hitam menambah keindahan batu karang. Untuk menuju Pantai Pasir Putih harus berjalan kaki menelusuri jalan yang sudah dibangun trap – trap dari paving blok sepanjang 600 m dari Pantai Permisan naik ke arah timur dan turun sampai pantai pasir putih dengan jarak 1 km. Gugusan batu karang di Pantai Pasir Putih yang membujur ke timur diselimuti ombak nan putih menambah indahnya panorama alam pantai pasir putih. Batu – batu tersebut selain menambah keindahan pantai juga sebagai pemecah ombak yang menuju pantai pasir putih sehingga ombak yang ganas bisa dijinakan dan relatif tidak berbahaya. Dengan pasir pantainya yang putih dan ombak yang cukup bersahabat menambah para wisatawan merasa betah dan senang berlama – lama menikmati keindahan pasir putih. Kelebihan pantai pasir putih masih terdapatnya pohon – pohon yang tumbuh secara alami sehingga menambah sejuk udara pantai dan tidak terganggu oleh teriknya sinar matahari karena bisa berteduh atau naik dahan – dahan pohon sambil menikmati deburan ombak laut selatan.



 Pantai Permisan 

Pantai Permisan juga terdapat di Pulau Nusakambangan tepatnya disebelah selatan LP Permisan. Pantai ini masih sangat alami belum banyak tercemari oleh manusia. Dengan pemandangan yang sangat menakjubkan dan deburan ombak laut selatan akan membawa wiasatawan betah menikmati panorama keindahan pulau-pulau kecil dan batu-batu karang didepan pantai mempunyai nilai tersendiri dibanding pantai wisata lainnya di Cilacap. Didepan pantai ada batu karang (pulau Kecil) yang mempunyai kenangan tersendiri bagi seorang pejebat negara yaitu Perdana Menteri pertama Indonesia. Sebelum menjadi Perdana Menteri seorang yang bernama Syahrir pernah berkunjung ke Pantai Permisan, di pantai itu Syahrir mencoba menyebrangi gelombang laut yang saat itu sedang kecil, ia berhasil naik ke batu karang tersebut. Akan tetapi pada saat mau kembali ke pantai datanglah ombak yang sangat besar, sehingga Syahrir bertahan sampai berjam-jam menunggu air surut diatas batu karang. Dengan adanya peristiwa tersebut maka nama Syahrir diabadikan sebagai nama gugusan karang di Pantai Permisan yang oleh sebagian kalangan masyarakat menyebutnya Batu Syahrir . 
Selain cerita di atas, jika air surut wisatawan bisa mendaki sejumlah batu karang yang tersembul. Mereka akan menyaksikan berbagai simbol sosial sebagai bukti adanya legenda Raja Pakuan Pajajaran yang mempunyai putri cantik terkena wabah penyakit yang bisa sembuh kalau diobati dengan air mata kuda sembrani, maka sang raja mengirim utusan untuk mendapatkan obat tersebut tetapi selalu gagal yang pada akhirnya sang putri itu sendiri berangkat dan karena kecapaian perjalanan jauh ia beristirahat dan mandi di Pantai Permisan terseret ombak ke tengah laut dan terjepit diantara batu karang dan meninggal dan dari kejauhan hanya kelihatan sebagian anggota badannya tanpa busana maka disitu ada batu karang yang mirip alat kelamin perempuan. 
Juga disebut permisan saat ada perompak mau mendarat ke Nusakambangan pantai itu tidak tampak tapi setelah permisi pada Sang Baurekso Pulau Nusakambangan nampak pantai tersebut maka disebut permisan. 
Pantai Permisan juga merupakan tempat penggodokan para prajurit agar mampu menjaga dan dam membela keutuhan bangsa dan negara dari gangguan apapun baik besar maupun kecil yang kiranya mengganggu kedaulatan. Tekad dan kekokohan prajurit tersebut disimbolkan dengan salah satu atribut (pisau komando) yang ditancapkan atau ditusukan kedalam batu karang sehingga dari pantai tampak pisau komando menancap dibatu karang. 
Untuk menuju Pantai Permisan para wisatawan dapat menggunakan kapal penyebrangan atau perahu baik dari Pelabuhan Lomanis atau Pelabuhan Wijayakusuma ke Sodong Nusakambangan kemudian dilanjutkan dengan kendaraan pribadi atau carteran rombongan menuju ke permisan. Selama perjalanan, wisatawan bisa menikmati pemandangan alam yang ada di Pulau Nusakambangan dan bisa singgah dulu di obyek wisata Goa Ratu juga bisa melihat LP Kembang kuning , Batu , Besi dan LP Permisan. 

 Pantai Jetis


Pantai yang berbatasan langsung dengan obyek wisata Pantai Ayah Kebumen ini Terletak di Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap bagian Timur menawarkan keindahan panorama ombak laut selatan dan pemandangan alam pegunungan serta keindahan arur Sungai Bodo. Pantai ini terletak + 40 km dari arah timur kota Cilacap, dengan menggunakan kendaraan pribadi atau umum melalui jalur selatan-selatan jurusan Cilacap - Jatijajar - Gombong . Pada objek wisata ini terdapat Tempat Pelelangan Ikan Nelayan Tradisional. 

 Pantai Indah Widarapayung 

Aksesibilitas
Dari arah timur : melewati perbatasan Kebumen (Pantai Ayah) – Cilacap (Pantai Jetis) dengan menyeberangi Jembatan Kali Bodo – ke arah barat – menuju lokasi di sebelah kiri jalan. 
Dari arah barat : dari Kota Cilacap – Adipala – ke arah timur menuju Kec. Binangun – mencapai lokasi di sebelah kanan jalan.
Merupakan objek wisata pantai dengan luas seluruh areal pantai mencapai 500 hektar terletak di Desa Widarapayung Kecamatan Binangun atau terletak ± 35 km arah timur dari Kota Cilacap. Kondisi pantainya sangat landai dengan dipagari pohon kelapa sehingga menjadikan pantai ini sejuk. Sedangkan luas kawasan yang ditetapkan sebagai Obyek Wisata Pantai Indah Widarapayung adalah sekitar 30 Ha (1000 m x 300 m) 
Untuk menuju Pantai Indah Widarapayung sangatlah mudah bisa menggunakan angkutan umum bus jurusan Cilacap – Gombong atau kendaraan pribadi karena letaknya di Jalan Lintas Selatan – Selatan. Fasilitas yang ada di Pantai Indah Widarapayung: jalan yang beraspal, Shelter (tempat berteduh), Gardu Pandang, Kolam Renang, Tempat Parkir, Warung Makan, dan Kesenian Daerah. Pada bulan syura dilakukan Upacara Ritual Adat Tradisional Sedekah Bumi untuk larungan sesaji ke laut dengan diiringi kesenian daerah dan Pakaian Adat. Upacara Sedekah Bumi adalah merupakan salah satu perwujudan ungkapan rasa syukur yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar Desa Widarapayung agar diberi keberkahan, keselamatan dalam sehari – harinya oleh Gusti kang Maha Agung. Obyek ini menawarkan panorama pantai yang indah, upacara adat dan kesenian daerah, gelombang laut yang relatif teratur dan cocok untuk Selancar air.

Demikianlah yang bisa dipaparkan mengenai obyek-obyek wisata yang menarik di Kabupaten Cilacap, JawaTengah, Indonesia. Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

sumber : dinas pariwisata kab.cilacap + pengalaman traveling.






















Thursday, July 26, 2012

Danau Sentarum : Semesta Wisata Kapuas Hulu

Laju speedboat membelah danau yang airnya berwarna merah kehitam-hitaman, memacu adrenalin, dan menantang untuk ditelusuri lebih jauh. Keindahan danau musiman ini memanjakan mata. Ketika kami menyusuri danau, Minggu (01/01/2012) saat itu sedang musim air pasang yang menyebabkan tergenangnya hutan di sekitarnya. Uniknya, bila musim kemarau tiba, yang akan tampak adalah hamparan tanah yang luas. Danau menjadi kering, karena airnya mengalir ke sungai Kapuas untuk mengisi kekosongan air sungai yang berangsur-angsur turun. Ikan-ikan yang banyak di danau pun tergeletak di hamparan tanah kering itu. Mereka terlihat di kolam-kolam yang kecil, bahkan ada ikan yang ikut mengalir menuju sungai. Kalau sudah begitu, masyarakat setempatlah yang  memanen ikan-ikan penghuni danau. Begitu kering kerontangnya danau, sehingga motor pun bisa dipakai untuk melintasi bagian dasar danau.

Perjalanan kami mengarungi danau, cukup membakar kulit karena teriknya matahari. Meski begitu, semua itu terbayarkan begitu melihat keindahan pemandangan. Di pinggir Danau Sentarum banyak dijumpai rumah-rumah terapung milik penduduk ataupun rumah panggung sederhana. Beberapa nelayan diatas sampan, terlihat sedang menangkap ikan. Hembusan angin pagi hari yang cukup kuat, harus diimbangi dengan ketrampilan pengemudi dalam mengemudikan speedboat, bila tak mau menabrak pepohonan rawa. Dengan luas sekitar 132 ribu hektar, Taman Nasional Danau Sentarum sangat luas untuk dijelajahi.

Setelah mengarungi danau sekitar 30 menit lamanya diatas speedboat, akhirnya Kami tiba di salah satu pulau yang dinamakan penduduk sekitar Pulau Melayu. Keunikan dari pulau ini adalah keberadaan Batu Beranak yang berada di atas bukit. Konon ada sebuah mitos yang sampai saat ini masih dipercaya oleh masyarakat sekitar. Mitos tersebut kira-kira seperti begini. Boleh percaya atau tidak, bagi orang-orang yang ingin menyampaikan hajat, permohonan, doa, keinginan yang belum tercapai, dan sejenis nya potonglah ranting pohon seukuran sejengkal. Kemudian berjalanan naik ke atas bukit, sambil menggenggam ranting dan mengucapkan permohonan di dalam hati. Hingga mencapai Batu Beranak, letakkan ranting tersebut di atas batu. Tinggalkan ranting tersebut untuk beberapa saat dan berjalanlah menjauh (kami disarankan turun). Dan kemudian naik lagi ke bukit. Ukur kembali ranting yang dipotong tadi. Apabila ukuran ranting bertambah panjang melebihi sejengkal maka niscaya permohonan tersebut akan terkabul. Tetapi saya belum beruntung, ranting yang saya letakkan tidak berubah sejengkal pun.  

Di Pulau Melayu ini terdapat fasilitas Pondok Wisata yang bisa digunakan untuk pengunjung Taman Nasional. Tapi sayang kondisinya rusak dan tidak terurus. Dari pondok wisata pengunjung bisa dengan leluasa menyaksikan lanskap Danau Sentarum dari atas bukit.  Bagi yang sudah biasa, perjalanan ke atas memakan waktu tak sampai 15 menit, tapi bagi yang belum terbiasa, perjalanan ini bisa jadi sebuah latihan fisik. Namun semua itu terbayarkan begitu akhirnya bisa sampai keatas.

Bagi yang gemar memancing, Danau Sentarum memiliki potensi ikan yang sangat kaya. Seperti misalnya ikan toman, ikan betok, ikan lais, dan lain-lain. Beruntung hari itu kami berhasil mendapat ikan toman yang berukuran cukup besar. Hasil pancingan disajikan dalam olahan yang masih asli tanpa sentuhan bumbu. Rasa ikannya lembut dan manis di lidah.

Hamparan danau yang tersebar akan terlihat sepanjang mata memandang. Hutan-hutan hijaunya tumbuh menjulang bagaikan labirin di tengah Sentarum. Diapit oleh perbukitan, Sentarum terlihat begitu mempesona. Keindahan panorama alamnya kian lengkap, berhias pulau-pulau kecil di sekitarnya. Tak terbayang kalau danau ini adalah danau pasang surut. Betapa luasnya danau ini dan betapa kecilnya saya dihadapan Sang Pencipta.

Sayangnya waktu kami tak banyak. Taman Nasional Danau Sentarum yang begitu luas, hanya sempat kami lihat dari atas Pondok Wisata Pulau Melayu. Namun setidaknya, kami sudah mencicipi keindahan panorama danau beserta keanekaragaman hayatinya yang terlengkap di dunia.

Kabupaten Kapuas Hulu boleh berbangga hati memiliki Taman Nasional Danau Sentarum sebagai bagian dari program ekowisata. Keindahan dan keunikannya sungguh memesona. Selain memiliki sejuta pesona, Danau Sentarum yang bersifat musiman ini juga merupakan tempat habitat ikan air tawar terlengkap di dunia. Tak heran bila upaya promosi pun digencarkan untuk menarik wisatawan sebanyak-banyaknya berkunjung ke Bumi Uncak Kapuas. Harus diakui bahwa Danau Sentarum memang belum setenar danau-danau lainnya di Indonesia, namun ia menunggu untuk dijamah dan dieksplorasi lebih dalam. Menjadi sebuah destinasi yang layak dikunjungi warga dunia.


Salam Petualangan!


Temajuk : Nasionalisme di Tapal Batas



Beberapa waktu lalu santer diberitakan bahwa wilayah Indonesia di Dusun Camar Bulan, Desa Temajuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, dicaplok Malaysia. Desa Temajuk memang desa “nun jauh di sana” yang terkesan diabaikan pemerintah RI. Bagi warga di perbatasan itu, harga sembako dari Malaysia lebih murah.

Hari itu matahari sudah berada lewat dari tengah hari. Tapi, Madjid masih sibuk melanjutkan pekerjaannya. Pria 32 tahun itu sudah memegang sebilah pisau yang ujungnya dibikin melengkung. Pisau itu diselipkan di pinggang. Sejurus kemudian, dia berjalan menuju ke perkebunan karet, tak jauh dari rumahnya. Madjid adalah warga Dusun Marudin, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar). Dusun Marudin bertetangga dengan Dusun Camar Bulan, wilayah yang sempat ramai diberitakan karena disebut-sebut telah dicaplok Malaysia. Madjid sehari-hari bekerja sebagai pencari getah karet. Setiap pagi dia melukai pohon karet dan menampung getahnya di sebuah wadah khusus. ”Besok pagi baru diambil hasilnya,” ujarnya.

Di Desa Temajuk memang banyak lahan karet. Menurut data desa, dua puluh persen lahan dari 26.800 hektare saat ini mulai ditumbuhi pohon karet. Sepertiganya lagi adalah lahan aktif yang digunakan warga sebagai hunian. Sisanya merupakan lahan tidur yang bercampur antara hutan dan perkebunan. Menurut Madjid, saat ini banyak warga yang beralih pekerjaan menjadi penyadap getah karet. Itu biasa dilakukan selama September hingga Maret. ”Pada bulan-bulan itu lautnya penuh ombak. Jadi, tidak mungkin mencari ikan. Sementara ambil getah dululah,” imbuhnya. 
Setelah mengambil getah, Madjid menuju tempat pangkalan perahu warga Temajuk. Letaknya di perkampungan yang rumah-rumah penduduknya kebanyakan bangunan panggung di atas air laut. Dia ingin menunjukkan kepada kami letak patok 01 yang ada di tepi laut. Itulah patok pertama perbatasan. Sembari mengoperasikan sampan bermesin, dia yang merupakan generasi kedua penghuni Temajuk banyak bercerita. Salah satu yang dia ceritakan adalah sejarah mulai dihuninya wilayah yang tanahnya didominasi pasir pantai itu. Dulu, menurut Madjid, wilayah Temajuk adalah lokasi persembunyian Pasukan Gerakan Rakyat Serawak atau Persatuan Rakyat Kalimantan Utara. Pasukan ini selanjutnya ditumpas militer Indonesia. Setelah itu pemerintah mulai menempatkan transmigran lokal ke Temajuk. 
Warga atau transmigran yang bersedia pindah ke desa yang kini penghuninya mencapai 1.751 jiwa itu oleh pemerintah diberi paket istimewa. Setiap kepala keluarga menerima satu unit rumah dan lahan sekitar lima hektare. Warga yang sudah dididik untuk berkebun diberi bibit karet dan lada. Itulah mengapa Temajuk sempat terkenal sebagai penghasil lada. ”Sekitar awal 2000 ada hama dan sampai sekarang lada tidak bisa tumbuh dengan baik,” tuturnya. Akhirnya, saat ini warga lebih bergantung pada getah karet sebagai mata pencarian saat ombak tinggi. Padahal, lada menjadi 70 persen penghasilan warga dan menyumbang pendapatan hingga Rp6 juta per bulan. Tidak hanya berfungsi untuk menjaga lahan, warga juga berperan dalam menjaga perbatasan.

Sampailah kami di lokasi patok 01. Saat sampai di patok 01 yang berada di Tanjung Datu, dia menyebut patok itu buatan Malaysia. Adapun patok milik Indonesia, lanjut dia, sudah tenggelam karena abrasi. Sama dengan patok-patok yang melintas di Dusun Marudin dan Camar Bulan, patok itu hanya berbentuk kotak kecil. Bedanya, patok tersebut terletak di atas batu besar. Dari lokasi patok 01, kami lantas diajak ke Teluk Melano. Wilayah yang sudah masuk Malaysia. Dari Temajuk, hanya butuh 15 menit perjalanan dengan motor menuju ke Teluk Melano. Di tengah perjalanan, kami bertemu warga Temajuk yang motornya dipenuhi sembako. Dia mengatakan, membeli sembako dari Teluk Melano jauh lebih murah daripada membeli ke Kecamatan Paloh. Dia lantas mencontohkan harga telur. Jika membeli ke Teluk Melano, harga telur per karton (isi 30 butir) sekitar RM 9 (sekitar Rp25.400). Jika membeli telur di Kalimantan, harganya mencapai Rp30 ribu per karton. Dari Temajuk, lokasi terdekat untuk membeli telur adalah di Kecamatan Paloh. ”Pulang pergi (Temajuk-Paloh) butuh enam jam. Sampai sini telur hancur semua,” jelasnya. 
Memasuki wilayah Malaysia, ternyata jauh dari bayangan sebelumnya yang dijaga banyak tentara. Di Temajuk, perbatasan hanya dijaga portal selebar dua meter. Di gerbang terdapat tulisan: Selamat Jalan, Doa Kami Menyertai Anda. Sedangkan dari Malaysia tulisannya: Selamat Datang di Indonesia, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. 
Tidak jauh dari sana terdapat pos pengamanan tentara Malaysia. Namun, saat sepeda motor yang saya tumpangi melintas di depan pos itu, tidak ada seorang pun tentara yang menghadang. Mereka hanya melempar senyum sebagai tanda boleh dan silahkan  menginjakkan kaki di Malaysia.Sepertinya formalitas melintas antara warga di Temajuk dan Teluk Melano di perbatasan memang tidak perlu. Alasannya mungkin mereka terlalu sering bolak-balik dan bisa repot kalau menggunakan dokumen. Apalagi, bagi warga yang pedagang. Pada kenyataanya kedua desa itu saling membutuhkan. Perekonomian warganya tidak bisa berkembang kalau tidak ada warga Temajuk yang membeli barangnya.

Sebaliknya, warga Temajuk bisa kekurangan pangan dan sebagainya kalau tidak mengambil dari Melano. Di samping itu, sekitar 50 persen warga Temajuk dan Melano adalah saudara dekat. Hubungan itu terbina dari pernikahan di antara kedua desa beda negara itu. Hubungan baik kedua kampung tersebut diuji saat masalah patok batas negara mencuat. Bahkan, muncul isu warga Temajuk tidak lagi boleh ke Melano karena dijaga ketat tentara Malaysia. Semua itu dibantah warga. ”Kami baik-baik saja. Yang ribut kan orang atas. Meski kami bergantung ke Malaysia, kami masih cinta Indonesia,” tegas mereka.


28 Oktober  2011 (Bertepatan dengan Hari Sumpah pemuda)
Temajuk, Camar Bulan, Kec. Paloh, Kab.Sambas

Salam Persatuan  dan Petualangan!