Thursday, July 26, 2012

Danau Sentarum : Semesta Wisata Kapuas Hulu

Laju speedboat membelah danau yang airnya berwarna merah kehitam-hitaman, memacu adrenalin, dan menantang untuk ditelusuri lebih jauh. Keindahan danau musiman ini memanjakan mata. Ketika kami menyusuri danau, Minggu (01/01/2012) saat itu sedang musim air pasang yang menyebabkan tergenangnya hutan di sekitarnya. Uniknya, bila musim kemarau tiba, yang akan tampak adalah hamparan tanah yang luas. Danau menjadi kering, karena airnya mengalir ke sungai Kapuas untuk mengisi kekosongan air sungai yang berangsur-angsur turun. Ikan-ikan yang banyak di danau pun tergeletak di hamparan tanah kering itu. Mereka terlihat di kolam-kolam yang kecil, bahkan ada ikan yang ikut mengalir menuju sungai. Kalau sudah begitu, masyarakat setempatlah yang  memanen ikan-ikan penghuni danau. Begitu kering kerontangnya danau, sehingga motor pun bisa dipakai untuk melintasi bagian dasar danau.

Perjalanan kami mengarungi danau, cukup membakar kulit karena teriknya matahari. Meski begitu, semua itu terbayarkan begitu melihat keindahan pemandangan. Di pinggir Danau Sentarum banyak dijumpai rumah-rumah terapung milik penduduk ataupun rumah panggung sederhana. Beberapa nelayan diatas sampan, terlihat sedang menangkap ikan. Hembusan angin pagi hari yang cukup kuat, harus diimbangi dengan ketrampilan pengemudi dalam mengemudikan speedboat, bila tak mau menabrak pepohonan rawa. Dengan luas sekitar 132 ribu hektar, Taman Nasional Danau Sentarum sangat luas untuk dijelajahi.

Setelah mengarungi danau sekitar 30 menit lamanya diatas speedboat, akhirnya Kami tiba di salah satu pulau yang dinamakan penduduk sekitar Pulau Melayu. Keunikan dari pulau ini adalah keberadaan Batu Beranak yang berada di atas bukit. Konon ada sebuah mitos yang sampai saat ini masih dipercaya oleh masyarakat sekitar. Mitos tersebut kira-kira seperti begini. Boleh percaya atau tidak, bagi orang-orang yang ingin menyampaikan hajat, permohonan, doa, keinginan yang belum tercapai, dan sejenis nya potonglah ranting pohon seukuran sejengkal. Kemudian berjalanan naik ke atas bukit, sambil menggenggam ranting dan mengucapkan permohonan di dalam hati. Hingga mencapai Batu Beranak, letakkan ranting tersebut di atas batu. Tinggalkan ranting tersebut untuk beberapa saat dan berjalanlah menjauh (kami disarankan turun). Dan kemudian naik lagi ke bukit. Ukur kembali ranting yang dipotong tadi. Apabila ukuran ranting bertambah panjang melebihi sejengkal maka niscaya permohonan tersebut akan terkabul. Tetapi saya belum beruntung, ranting yang saya letakkan tidak berubah sejengkal pun.  

Di Pulau Melayu ini terdapat fasilitas Pondok Wisata yang bisa digunakan untuk pengunjung Taman Nasional. Tapi sayang kondisinya rusak dan tidak terurus. Dari pondok wisata pengunjung bisa dengan leluasa menyaksikan lanskap Danau Sentarum dari atas bukit.  Bagi yang sudah biasa, perjalanan ke atas memakan waktu tak sampai 15 menit, tapi bagi yang belum terbiasa, perjalanan ini bisa jadi sebuah latihan fisik. Namun semua itu terbayarkan begitu akhirnya bisa sampai keatas.

Bagi yang gemar memancing, Danau Sentarum memiliki potensi ikan yang sangat kaya. Seperti misalnya ikan toman, ikan betok, ikan lais, dan lain-lain. Beruntung hari itu kami berhasil mendapat ikan toman yang berukuran cukup besar. Hasil pancingan disajikan dalam olahan yang masih asli tanpa sentuhan bumbu. Rasa ikannya lembut dan manis di lidah.

Hamparan danau yang tersebar akan terlihat sepanjang mata memandang. Hutan-hutan hijaunya tumbuh menjulang bagaikan labirin di tengah Sentarum. Diapit oleh perbukitan, Sentarum terlihat begitu mempesona. Keindahan panorama alamnya kian lengkap, berhias pulau-pulau kecil di sekitarnya. Tak terbayang kalau danau ini adalah danau pasang surut. Betapa luasnya danau ini dan betapa kecilnya saya dihadapan Sang Pencipta.

Sayangnya waktu kami tak banyak. Taman Nasional Danau Sentarum yang begitu luas, hanya sempat kami lihat dari atas Pondok Wisata Pulau Melayu. Namun setidaknya, kami sudah mencicipi keindahan panorama danau beserta keanekaragaman hayatinya yang terlengkap di dunia.

Kabupaten Kapuas Hulu boleh berbangga hati memiliki Taman Nasional Danau Sentarum sebagai bagian dari program ekowisata. Keindahan dan keunikannya sungguh memesona. Selain memiliki sejuta pesona, Danau Sentarum yang bersifat musiman ini juga merupakan tempat habitat ikan air tawar terlengkap di dunia. Tak heran bila upaya promosi pun digencarkan untuk menarik wisatawan sebanyak-banyaknya berkunjung ke Bumi Uncak Kapuas. Harus diakui bahwa Danau Sentarum memang belum setenar danau-danau lainnya di Indonesia, namun ia menunggu untuk dijamah dan dieksplorasi lebih dalam. Menjadi sebuah destinasi yang layak dikunjungi warga dunia.


Salam Petualangan!


No comments:

Post a Comment