Laju speedboat membelah danau yang airnya berwarna merah
kehitam-hitaman, memacu adrenalin, dan menantang untuk ditelusuri lebih
jauh. Keindahan danau musiman ini memanjakan mata. Ketika kami menyusuri
danau, Minggu (01/01/2012) saat itu sedang musim air pasang yang
menyebabkan tergenangnya hutan di sekitarnya. Uniknya, bila musim
kemarau tiba, yang akan tampak adalah hamparan tanah yang luas. Danau
menjadi kering, karena airnya mengalir ke sungai Kapuas untuk mengisi
kekosongan air sungai yang berangsur-angsur turun. Ikan-ikan yang banyak
di danau pun tergeletak di hamparan tanah kering itu. Mereka terlihat
di kolam-kolam yang kecil, bahkan ada ikan yang ikut mengalir menuju
sungai. Kalau sudah begitu, masyarakat setempatlah yang memanen
ikan-ikan penghuni danau. Begitu kering kerontangnya danau, sehingga
motor pun bisa dipakai untuk melintasi bagian dasar danau.
Perjalanan
kami mengarungi danau, cukup membakar kulit karena teriknya matahari.
Meski begitu, semua itu terbayarkan begitu melihat keindahan
pemandangan. Di pinggir Danau Sentarum banyak dijumpai rumah-rumah
terapung milik penduduk ataupun rumah panggung sederhana. Beberapa
nelayan diatas sampan, terlihat sedang menangkap ikan. Hembusan angin
pagi hari yang cukup kuat, harus diimbangi dengan ketrampilan pengemudi
dalam mengemudikan speedboat, bila tak mau menabrak pepohonan rawa.
Dengan luas sekitar 132 ribu hektar, Taman Nasional Danau Sentarum
sangat luas untuk dijelajahi.
Setelah mengarungi danau
sekitar 30 menit lamanya diatas speedboat, akhirnya Kami tiba di salah
satu pulau yang dinamakan penduduk sekitar Pulau Melayu. Keunikan dari
pulau ini adalah keberadaan Batu Beranak yang berada di atas bukit.
Konon ada sebuah mitos yang sampai saat ini masih dipercaya oleh
masyarakat sekitar. Mitos tersebut kira-kira seperti begini. Boleh
percaya atau tidak, bagi orang-orang yang ingin menyampaikan hajat,
permohonan, doa, keinginan yang belum tercapai, dan sejenis nya
potonglah ranting pohon seukuran sejengkal. Kemudian berjalanan naik ke
atas bukit, sambil menggenggam ranting dan mengucapkan permohonan di
dalam hati. Hingga mencapai Batu Beranak, letakkan ranting tersebut di
atas batu. Tinggalkan ranting tersebut untuk beberapa saat dan
berjalanlah menjauh (kami disarankan turun). Dan kemudian naik lagi ke
bukit. Ukur kembali ranting yang dipotong tadi. Apabila ukuran ranting
bertambah panjang melebihi sejengkal maka niscaya permohonan tersebut
akan terkabul. Tetapi saya belum beruntung, ranting yang saya letakkan
tidak berubah sejengkal pun.
Di Pulau Melayu ini
terdapat fasilitas Pondok Wisata yang bisa digunakan untuk pengunjung
Taman Nasional. Tapi sayang kondisinya rusak dan tidak terurus. Dari
pondok wisata pengunjung bisa dengan leluasa menyaksikan lanskap Danau
Sentarum dari atas bukit. Bagi yang sudah biasa, perjalanan ke atas
memakan waktu tak sampai 15 menit, tapi bagi yang belum terbiasa,
perjalanan ini bisa jadi sebuah latihan fisik. Namun semua itu
terbayarkan begitu akhirnya bisa sampai keatas.
Bagi yang
gemar memancing, Danau Sentarum memiliki potensi ikan yang sangat kaya.
Seperti misalnya ikan toman, ikan betok, ikan lais, dan lain-lain.
Beruntung hari itu kami berhasil mendapat ikan toman yang berukuran
cukup besar. Hasil pancingan disajikan dalam olahan yang masih asli
tanpa sentuhan bumbu. Rasa ikannya lembut dan manis di lidah.
Hamparan danau yang tersebar akan terlihat sepanjang mata memandang. Hutan-hutan hijaunya tumbuh menjulang bagaikan labirin di tengah Sentarum. Diapit oleh perbukitan, Sentarum terlihat begitu mempesona. Keindahan panorama alamnya kian lengkap, berhias pulau-pulau kecil di sekitarnya. Tak terbayang kalau danau ini adalah danau pasang surut. Betapa luasnya danau ini dan betapa kecilnya saya dihadapan Sang Pencipta.
Sayangnya waktu kami tak banyak. Taman Nasional Danau Sentarum yang begitu luas, hanya sempat kami lihat dari atas Pondok Wisata Pulau Melayu. Namun setidaknya, kami sudah mencicipi keindahan panorama danau beserta keanekaragaman hayatinya yang terlengkap di dunia.
Kabupaten
Kapuas Hulu boleh berbangga hati memiliki Taman Nasional Danau Sentarum
sebagai bagian dari program ekowisata. Keindahan dan keunikannya
sungguh memesona. Selain memiliki sejuta pesona, Danau Sentarum yang
bersifat musiman ini juga merupakan tempat habitat ikan air tawar
terlengkap di dunia. Tak heran bila upaya promosi pun digencarkan untuk
menarik wisatawan sebanyak-banyaknya berkunjung ke Bumi Uncak Kapuas.
Harus diakui bahwa Danau Sentarum memang belum setenar danau-danau
lainnya di Indonesia, namun ia menunggu untuk dijamah dan dieksplorasi
lebih dalam. Menjadi sebuah destinasi yang layak dikunjungi warga dunia.
Salam Petualangan!
No comments:
Post a Comment