Saturday, August 4, 2012

Ketapang : Menelusuri Keraton Mulia Kerta-Menyantap Ale-Ale dan Amplang

Sebuah pengalaman berharga bagi saya ketika memiliki kesempatan untuk mengunjungi kota Ketapang. Selain merupakan kabupaten terluas di Kalimantan Barat, Ketapang juga memiliki keunikan: pantai yang memanjang dari selatan ke utara, dimana sebagian pantai itu merupakan muara sungai berupa rawa-rawa terbentang. Di daerah hulu, terbentang dataran berbukit dan hutan.


Belum lagi jika kita menyusuri sungai yang terkenal di Kabupaten Ketapang, yaitu sungai terpanjang kedua setelah Sungai Kapuas. Menyusurinya merupakan keindahan, mulai dari melihat kehidupan masyarakat di pasar Tradisional Rangge Sentap, hingga melihat Jembatan Pawan yang melintang. Apalagi di saat pagi, sebelum kehidupan dimulai, ketenangan sungai dan kelembutan pagi menyapa setiap kita yang berada di atas Sungai. Indah dan memberikan sumber kehidupan masyarakat di sana. Itulah Sungai Pawan.

Jika Anda mengunjungi pantai-pantai di daerah Ketapang ini, maka suasana pantai yang indah baik di pagi hari, siang hari maupun saat matahari terbenam, memberikan kesenangan dan kehidupan bagi kita. Burung-burung pun datang menghampiri pantai, tempat mereka memperoleh kehidupan juga. Seperti Pantai Air Mata Permai, yang merupakan tempat pengamatan burung (bird wacthing), dimana berbagai jenis burung dapat ditemui.

Nah, kalau Anda mencari tempat berkumpul bersama keluarga, menikmati pemandangan pantai sambil bercengkerama dan bermain, Anda dapat temukan di Pantai Tanjung Belandang. Tempat yang berjarak hanya 12 km dari pusat Kota Ketapang ini dapat dicapai dengan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat. Lokasi wisata ini sangat luas, sehingga dapat digunakan untuk olahraga pantai, sepeda air, outbound dan rekreasi bagi masyarakat umum.

Bagi yang tertarik dengan wisata budaya, Anda bisa mengunjungi Keraton. Keraton atau kraton (bahasa Jawa) adalah daerah tempat seorang penguasa (raja atau ratu) memerintah atau tinggal (istana). Dalam pengertian sehari-hari, keraton sering merujuk pada istana penguasa. Ketapang memiliki Keraton yang sudah terkenal yaitu Keraton Panembahan Gusti Muhammad Saunan yang terdapat di desa Mulia Kerta Ketapang, dimana di Keraton tersebut banyak sekali terdapat peninggalan bersejarah sehingga memiliki potensi untuk dijadikan objek daya tarik wisata. Peninggalan sejarah yang popular di keraton ini adalah meriam yang dikenal dengan nama Meriam Padam Pelita. Konon, menurut cerita orang dulu, apabila meriam ini dibunyikan maka seluruh Ketapang pada waktu itu, lampu pelitanya akan padam terkena bias suara meriam ini.

Bila dikemas secara baik cerita-cerita rakyat ini akan menjadi suatu daya tarik wisata yang luar biasa karena disamping mengandung nilai sejarah juga terdapat suatu misteri yang menakjubkan disana, sehingga akan mengundang rasa keingintahuan orang, ada misteri apa dibalik itu semua.
Selain itu, peninggalan lain yang cukup unik adalah koleksi aneka motif kain kerajaan yang sudah berusia 200-300 tahun, diantaranya motif corak nage belimbur, pelangi bekubak, corak linsang dan lain sebagainya yang tak kalah uniknya, terdapat juga aneka keramik dari berbagai dinasti dari Cina, Thailand dan Eropa.

Mengunjungi Kota Ketapang rasanya tak lengkap tanpa menikmati berbagai sajian kuliner di kota ini. Beberapa penduduk setempat bahkan mengatakan, karena kurangnya wahana liburan di daerah ini, maka jalan satu-satunya bagi warga Ketapang untuk menghibur dirinya adalah dengan membuat makanan seenak mungkin untuk dapat dinikmati setiap orang.

Ada banyak tempat yang dapat dikunjungi ketika para wisatawan hendak menikmati makan siang sebelum melanjutkan perjalanan mereka. Namun, banyak rekomendasi yang datang agar mengunjungi Warung Khas Masakan Melayu yang berada di Jalan Pawan I Desa Baru, Ketapang.

Seperti namanya, tempat ini memang menawarkan berbagai makanan khas suku yang menjadi suku mayoritas di Kota Ketapang tersebut. Beberapa menu yang rasanya tidak boleh untuk dilewatkan adalah Tumis Ale-Ale, Cumi Asam Manis dan Sayur Asam Pedas Kepala Ikan Baung.

Tumis Ale-Ale sendiri ternyata merupakan daging kerang yang kemudian ditumis dengan beberapa bahan masakan lainnya. Rasanya sangat lezat! Apalagi dinikmati dengan sepiring nasi putih panas atau ditambah dengan Tumis Kangkung yang juga disediakan di warung makan ini.

Sedikit kejutan datang ketika menu Cumi Asam Manis dampai di meja. Berbeda dengan menu cumi lain yang ada di kota-kota Jawa maupun Sumatera, cumi yang disajikan di sini berukuran cukup besar yang ternyata merupakan hal yang biasa disajikan di berbagai restoran lain di Ketapang.Namanya sendiri telah menggambarkan bagaimana rasa dari menu tersebut. Cukup mengenyangkan dan tentunya akan memuaskan selera makan siapapun. Yang terakhir adalah Sayur Asam Pedas Kepala Ikan Baung. Hati-hati! Menu yang satu ini berukuran cukup besar untuk dinikmati tiga orang. Rasanya juga nikmat, pastinya!

Untuk minuman sendiri tidak ada yang khas di warung makan ini. Namun, Es Jeruk Pontianak-nya (padahal jeruk nya bukan dari Pontianak) mungkin pas menjadi pilihan. Disajikan tanpa tambahan gula, rasa jeruk yang dihadirkan benar-benar segar untuk dinikmati ketika cuaca sedang menghangat maupun seusai menikmati seluruh sajian makanan.

Satu lagi kekhasan tempat ini adalah para juru masak Warung Khas Masakan Melayu ini baru memulai memasak menu yang dipesan ketika seorang pengunjung memesannya. Jadi, harap bersabar untuk menanti pesanan makanan Anda di sini.

Sebagai buah tangan untuk kerabat, teman, maupun keluarga, ada makanan khas kota ketapang yang cocok untuk disantap, yaitu amplang. Amplang sendiri merupakan kerupuk yang dibuat dengan bahan dasar ikan belida bercampur tepung yang kemudian digoreng dengan minyak yang panas. Nah, jika anda tidak tahu dimana harus membeli amplang, Silahkan anda mengunjungi industri amplang rumahan Rumah Amplang "Obic" di Jalan W.R. Supratman, Ketapang.

source : berbagai sumber dan pengalaman pribadi.



Wednesday, August 1, 2012

8 KULINER KHAS PONTIANAK SEBAGAI REFERENSI WISATA KULINER ANDA


Menyebut nama Pontianak, Kuliner yang ada ternyata tidak hanya bubur pedas, jeruk dan pisang gorengnya saja yang terkenal. Ada makanan khas lainnya yang patut di cicipi. Jika anda berkesempatan melakukan perjalanan ke Pontianak cobalah memanjakan lidah anda dengan aneka santapan khas yang istimewa. Sensasi kuliner di Pontianak memang kaya rasa dan mengasyikan. Betapa tidak, dari kultur yang berbeda namun hidup saling berdampingan dapat memberi warna terhadap aneka kuliner di Pontianak. Mereka adalah masyarakat keturunan Tionghoa, Dayak, dan Melayu (Tidayu).
Langkah pertama yang bisa anda lakukan adalah menikmati malam pertama di Pontianak. Salah satu area kuliner di kota Pontianak saat menjelang malam adalah sepanjang jalan Gajah Mada yang merupakan kawasan Pecinan. Setiap malam selalu berderet aneka penjual makanan khas terutama makanan khas Tionghoa. Banyak pula terdapat warung kopi yang digemari kaum muda. Pasalnya, selain dilengkapi dengan musik dari CD, terdapat pula siaran televisi kabel yang dipancarkan melalui proyektor. Belum lagi fasilitas wi fi yang sering dimanfaatkan mahasiswa.

Apa saja kuliner yang bisa anda coba cicipi. Kita intip satu per satu saja yah!

1. Sajian “Extreme Culinary”

Seporsi ular goreng tepung
Jika anda termasuk penggemar “extreme culinary” cobalah  di salah satu resto yang menawarkan makanan daging tupai, ular dan labi-labi. Kami memesan menu makanan daging tupai dan labi-labi. Labi-labi adalah sejenis kura-kura air tawar yang memiliki tempurung bulat polos. Hidungnya runcing dan warnanya tubuhnya abu kehitam-hitaman. Daging labi-labi yang kenyal dan kaya lemak ini disajikan dengan dengan kuah panas dengan bumbu jahe dan rasanya manis seperti semur. Sementara daging tupai goreng ini disajikan bersama dengan kuah kental yang manis. Khusus untuk ular ada beberapa cara penyajian, seperti rica-rica, goreng kunyit, kuah lada hitam, dan goreng tepung.

2. Sotong Pangkong

Makanan lainnya yang khas adalah Sotong Pangkong. Menu ini juga merupakan menu khas saat bulan Ramadhan. Sotong Pangkong adalah sotong atau cumi yang telah dikeringkan dimasak dengan cara di panggang. Usai dipanggang, inilah yang membuatnya khas, lalu di pangkong atau artinya di pukul-pukul dalam bahasa Melayu agar dagingnya terasa lebih empuk. Kemudian, disajikan bersama dengan kuah sambal kacang atau asam pedas manis. Saat dilumuri kuah sambal, rasa gurih dari cumi ini terasa nikmat di mulut. Namun tetap saja bagi yang tidak terbiasa menikmati sotong, akan mengeluhkan kenyal dan alot. Dibeberapa tempat sotong tersebut di giling, agar lebih mudah mengkonsumsinya.

3. Bubur Pedas

Jika diperhatikan dengan jelas nama kuliner  “Bubur Pedas”, pikiran anda pastinya mengarah pada semangkok makanan bubur yang pasti rasanya sangat pedas. Tapi tunggu dulu! Lupakan soal nama Bubur Pedas tersebut karena yang akan anda temui adalah Bubur yang dibuat dari beraneka macam sayur tradisional, dimulai dari Pakis yang diambil daun dan pucuknya, daun lengkuas, daun kencur, dan daun-daun rempah lainnya. Bubur pedas merupakan salah satu jenis makanan khas Pontianak yang menurut berbagai sumber  berasal dari Sambas, Kalimantan Barat. Meskipun makanan ini terlihat aneh, namun gizi yang dikandungnya luar biasa sangat banyak. Dapat dibayangkan seberapa besar kandungan gizinya jika beras yang dihaluskan dikombinasikan dengan campuran sayur mayur seperti kangkung, pakis, daun kesum, dan lain-lain, dipadukan dengan gorengan kacang tanah plus ikan teri yang digoreng kering.

Bubur pedas terbuat dari beras yang ditumbuk halus dioseng, kemudian diberi bumbu-bumbu seperti bawang merah,bawang putih,lada hitam,serai,daun salam tak lupa garam dan gula. Bumbu-bumbu tersebut ditumbuk halus kecuali serai, daun salam tentunya, lalu dioseng juga seperti beras tumbuk. Kemudian bumbu dimasukkan ke dalam air mendidih yang kita isi dengan daging atau tetelan tulang sapi, bersama dengan beras tumbuk.

Setelah beras dan bumbu tercampur kedalam kaldu sapi,maka kita masukkan berbagai macam sayuran seperti kangkung,daun pakis, jagung yang telah dipipil, kentang,daun kunyit dan daun kesum (untuk daun kesum mungkin terasa asing dan hanya ada di Kalbar)daun kesum ini membuat bubur pedas beraroma khas tetapi jika terlalu banyak juga terasa tidak enak bubur pedas nantinya. Apabila telah masak maka bubur pedas siap dihidangkan bersama dengan krupuk,kacang tanah goreng,kecap manis,sambal dan bawang goreng,serta tambahkan pula perasaan air jeruk.

4.Kwee Cap

Mungkin anda akan merasa aneh dan asing ketika mendengar nama makanan ini. Kwee cap merupakan makanan yang terbuat dari terbuat dari seperti kwee tiau yang dibentuk membundar hingga agak menggulung. Rasanya yang lembut dan kenyal ketika dikunyah sangat cocok dipadukan dengan KERUPUK KULIT BABI!!!!!! yang dimasak sampai mengembang dan empuk. Kwee cap juga bisa ditambahkan kacang kedelai dan tahu. Sebagai bumbu pelengkap tersedia lada, minyak bawang putih yang banyak, dan sambal. Semua paduan bumbu semakin membuat hidangan ini jadi gurih, pedas, dan hangat.

5. Lek Tau Suan

Di sepanjang Jalan Gajahmada, Pontianak anda bisa menemukan salah satu kuliner khas Pontianak yang terbuat dari kacang hijau yang sudah dikupas kulitnya. Kuliner ini dinamakan Lek Tau Suan (bahasa Tionghoa dialek Tio Ciu ; yang jika diartikan kira-kira adalah Butiran Mutiara Kacang Hijau). Mungkin ini mengacu pada tampilan Lek Tau San yang berbiji-biji dan nampak berkilauan seperti mutiara ketika tertimpa sinar terang. Lek Tau Suan dimasak dengan kuah kental bening (tepung tapioka), gula pasir, dan pandan. Kemudian dihidangkan bersama Gorengan Ca Kwee yang garing. Aromanya tentu harum pandan dan kacang hijau. Kuliner ini lebih nikmat apabila disajikan hangat dan cocok dinikmati di malam hari atau ketika cuaca hujan. Ketika masuk mulut sasanya manis, lembut, dan ada sensasi kriuk-kriuk ketika menggigit Ca Kweenya yang garing.

6. Es Krim Petrus (Es Krim A Ngie)


Asal muasal penamaan Es Krim Petrus adalah lokasinya yang berada tepat di depan persekolahan Santo Petrus di Jalan Karel Satsuit Tubun, Pontianak. Kekhasan kuliner ini adalah kelembutan es yang disajikan dalam beberapa varian mulai dari coklat, vanila, strawberry, durian, cempedak, hingga nangka yang semuanya  dibuat secara home made. Penyajian es krimnya tergantung porsi yang dipilih pembeli. Bisa disajikan dengan gelas biasa, cup, roti, bahkan di atas batok kelapa muda. Es krim ini berisi campuran yang di dalamnya terdapat kacang merah, cincau hitam yang dipotong kecil-kecil, agar-agar serut dan lelehan cokelat.

7. Peng Kang dan Burung Punai
 
Jika anda memiliki waktu menjelejah yang panjang di Pontianak, cobalah melanjutkan penelusuran anda ke jalur utara dari Pontianak ke arah Mempawah. Sekitar satu jam perjalanan selepas kota Pontianak tepatnya didaerah Peniti, Siantan terdapat Resto Pondok Pengkang yang menjual panganan khas yaitu Lempar atau Pengkang

Lempar ini terbuat dari beras ketan yang didalamnya diisi dengan ebi kemudian dibungkus dengan daun pisang hingga berbentuk kerucut, dan diikat dengan bambu kemudian di bakar. Pengkang ini disajikan bersama sambal kepah atau sambal kerang yang banyak terdapat di daerah pesisir. Saat dimakan bersama dengan sambal kepah, rasa gurih, manis dan pedasnya terasa menggoyang lidah. Panganan ini cocok untuk disantap kapan saja. Sementara sate kepah disajikan bersama bumbu kacang bertabur daun bawang dan seledri. 

Sepanjang jalan didaerah Peniti, Mempawah juga banyak orang yang menjual kepah. Kepah atau kerang ini terdapat di rawa-rawa bakau di pesisir. Cangkangnya berwarna putih polos, dengan daging yang lebih besar dan tebal. 

Makanan khas lainnya adalah burung Punai goreng atau bakar. Burung Punai mirip burung merpati yang berwarna hijau dan berparuh kemerahan. Jenis burung yang suka hidup berkelompok tersebut diolah menjadi menu masakan disini. Tekstur dagingnya gurih. Burung liar ini masih dapat ditemukan disekitar Pontianak dan Mempawah. Mereka di tangkap dengan cara dijaring atau menggunakan perekat.  Resto ini nyaris selalu ramai setiap harinya. Setiap pengunjung yang ingin ke Mempawah, Singkawang atau ke Entikong, wilayah perbatasan RI dengan Serawak, Malaysia Timur selalu mampir ke Pondok Pengkang. Disini mereka biasanya istirahat sambil menikmati pengkang atau pesan untuk dibawa. Resto ini juga sudah buka sejak pukul tujuh pagi hingga tengah malam.

8. Es Lidah Buaya

Sebagian masyarakat mungkin  hanya tahu kalau lidah buaya hanya cocok untuk menyuburkan rambut. Tetapi saat ini sudah banyak pelaku industri yang memproduksi berbagai olahan makanan dari lidah buaya mulai dari dodol, manisan, teh, dan lain-lain. Tapi yang paling sederhana adalah pemanfaatan lidah buaya sebagai minuman. Lidah buaya dipercaya dapat menyembuhkan panas dalam karena kesegaran yang dimilikinya. Di beberapa jalan utama Pontianak ataupun cafe-cafe,  anda bisa dengan mudah menemukan es lidah buah yang menyegarkan itu.

source : berbagai sumber dan pengalaman pribadi.

CERITAKU tentang PONTIANAK : KOTA KHATULISTIWA DIMANA AKU DILAHIRKAN



Berdiri tegap di antara bentangan garis khatulistiwa, Kota Pontianak adalah tempat persinggahan yang sempurna untuk merasakan kehidupan yang begitu dekat dengan alam. Ketika senja tiba, semburat warna oranyenya yang cemerlang akan membanjiri Anda dengan keindahan dan perasaan nyaman yang melenakan. Dan laju sampan di Sungai Kapuas akan membawa Anda pada pesona Kota Pontianak yang sesungguhnya. Kota Pontianak adalah Kota Khatulistiwa, dan tak ada cara lain yang lebih sempurna untuk membuktikannya selain mengunjungi Tugu Khatulistiwa yang berjarak sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.
 
Salah satu landmark kota Pontianak ini menyajikan banyak sekali informasi mengenai titik nol derajat, toko suvenir, serta kios-kios makanan yang akan memanjakan selera kuliner Anda dengan kerenyahan pisang goreng Pontianak dan lezatnya Sotong Pangkong, yaitu jajanan cumi kering yang dibakar dan disajikan dengan sambal air cabai rasa ebi atau kacang.

Selain Pemandangan kota dan Sungai Kapuasnya, kawasan hutan dan pantai di Pontianak juga sangat sempurna untuk menghabiskan waktu, terutama jika Anda baru saja menempuh aktifitas tour yang panjang dan melelahkan. Deretan warung makanan, bar, cafe, warung kopi, dan sarana akomodasi yang berada di sekitarnya akan memanjakan Anda dengan berbagai pelayanan dan pengalaman baru yang menyenangkan.

Melakukan perjalanan di Pontianak, tidak lengkap rasanya tanpa mencoba transportasi ASDP pemerintah bernama “FERRY”. Orang-orang di Pontianak menyebut nya dengan pelampung. Waktu tempuh menyeberang Sungai Kapuas menggunakan ferry tidak terlalu lama. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 5 menit. Anda bisa menikmati pemandangan kota dari atas kapal ferry yang lumayan menyegarkan mata. Dari sana anda bisa melihat bentangan Jembatan Kapuas yang menghubungkan daerah kota dengan daerah lainnya. Juga hilir mudik berbagai transportasi air sepanjang Sungai kapuas, termasuk aktivitas turun naik penumpang maupun bongkar muat barang di Pelabuhan Dwikora. Bisa dikatakan Jembatan Kapuas merupakan sarana vital dan urat nadi mobilitas masyarakat Pontianak. Sedangkan alat transportasi yang digunakan masyarakat antara lain speed boat, sepeda bermotor, sepeda engkol, mobil, maupun kapal ferry itu sendiri. Keberadaan Ferry turut membantu pengangkutan barang, kendaraan, dan manusia. Lima menit berselang, ferry merapat. Naik di dermaga Siantan, anda akan disuguhkan pemandangan khas daerah suburban yang padat penduduk, toko kelontong di sepanjang gang, pedagang kaki lima, deretan kios-kios dengan aneka pernak-pernik, lalu lintas yang macet, sedikit kumuh, dan dipenuhi debu polusi akibat kegiatan industri pengolahan karet dan kelapa sawit.

Siantan masih menyimpan potensi wisata ziarah yakni Makam Batu Layang, yang merupakan tempat disemayamkannya tubuh pendiri kota Pontianak dan pernah menjabat jadi Sultan Pontianak di tahun 1800-an ; Sultan Syarief Abdurahman Alkadrie. Sepi sekali makamnya. Di dalam hanya ada seorang ibu duduk di depan musoleum si Sultan. Agak sungkan juga, karena ini makam yang berbau agama Islam. Sedangkan saya non muslim.
Setelah berkenalan dan dipersilahkan melihat-lihat, saya masuk dan foto-foto di mausoleum si Sultan. Sempat ditanya juga sama si Ibu (yang ternyata keponakan keturunan Sultan sekaligus juru kunci makam tersebut) apakah saya mau ikut upacara doa adat atau tidak. Mempertimbangkan waktu dan kekhawatiran akan ketidak-nyambungan antara upacara dan tata cara nya, saya menolak. Puas melihat-lihat dan duduk-duduk di depan makam Sultan saya pamit dari sana.

ALUN-ALUN KAPUAS : DIGADANG-GADANG SEBAGAI PONTIANAK WATER FRONT CITY


Jika anda memiliki waktu santai di sore hari, Alun-Alun Kapuas bisa dijadikan sebagai tempat nongkrong untuk melepas lelah. Letaknya terletak persis di samping dermaga penyeberangan Ferry dan di depan nya terletak Kantor Walikota Pontianak.
Apa saja yang bisa anda lakukan?

Duduk santai sambil menikmati berbagai makanan dan aneka minuman yang tersaji disana dengan terpaan angin di tepian sungai Kapuas yang sepoi-sepoi.Trotoarnya masih baru dan luas .Tenda-tenda makanan ringan didirikan di spot-spot sepanjang Sungai Kapuas. Yang dijual ada jagung bakar, pop corn, mie instant, minuman dan es, kopi, maupun makanan berat lainnya.

Yang disayangkan adalah keberadaan sekelompok penjudi yang dengan santainya menggelar lapak di sepanjang trotoar Alun-Alun Kapuas. Satu diantara permainan judi disana adalah tebak pion. Dengan gaya khas, sang bandar tampak memutar-mutar sebuah mangkok dan kemudian meminta pemasang untuk menebak posisi pion. Gerombolan pemain atau pemasang kemudian akan menaruh sejumlah uang pada mangkok yang diprediksi berisi pion. Pertama-tama “atraksi” itu akan memenangkan sang pemasang sebesar dengan nominal taruhan. Tapi anda disarankan untuk tidak mencoba permainan judi semacam ini karena sarat akan penipuan karena menurut penuturan beberapa warga, gerombolan bandar dan pemain merupakan satu team.

KERATON KADRIYAH DI KAMPUNG BETING : ASAL MUASAL BERDIRINYA KOTA PONTIANAK

Keraton Kadriyah berada di Kampung Beting, Kelurahan Saigon, Kecamatan  Pontianak Timur. Beting adalah sebuah kampung terapung yang banyak berada di Kalimantan. Mungkin agak mirip dengan Venezia karena kampung ini berdiri diatas sungai. "Trotoar" nya jalan setapak selebar satu meter yang menghubungkan antar rumah. Penduduk sekitar menyebutnya dengan istilah “gertak” .Bahan pembuatannya adalah kayu ulin yang tahan lama. Bisa juga dibuat dengan bahan modern yaitu semen dan beton. Transportasi utama yang digunakan penduduk sekitar berupa sampan maupun sampan bermesin yang dikenal juga dengan speed boat, dan masih banyak penduduk lokal yang terang-terangan mandi di sungai. Jangan terkejut apabila anda melihat penduduk yang dengan percaya diri dan tanpa rasa canggung mandi begitu saja di pinggiran sungai. Suatu fenomena yang sering ditemukan di komunitas tepian Sungai.

Keraton Kadriyah sendiri tidak terlalu mewah, tapi cukup luas untuk membuat betis anda berotot. Berdiri dengan arsitektur Melayu yang kental. Beratap sirap, berlantai kayu belian yang tahan lama,dan dihiasi dengan warna kuning dan hijau. Di keraton ini terdapat foto-foto keturunan Sultan, juga ada eks singgasananya. Yang bikin cukup surprise, tahukah anda bahwa ternyata Burung Garuda yang menjadi lambang negara Indonesia diciptakan oleh Sultan Pontianak! Burung Garuda tepatnya diciptakan oleh Sultan Hamid II. Wow!! Disini penjaga Keraton cukup ramah dan membantu dengan memberi informasi penting seputar Keraton. Sebelum meninggalkan areal keraton yang dekat dengan Kampung Beting, seperti biasa pengunjung akan ditarik sumbangan. Besarnya tergantung dari kemurahan hati pengunjung.
Menjelang bulan Ramadhan dan mendekati perayaan Hari Raya Idul Fitri, Kampung Beting selalu dimeriahkan dengan perayaan bedug dan atraksi meriam karbit. Siap-siap jantung anda berdegub ketika meriam mulai dibunyikan. Atraksi ini seakan ingin menunjukkan eksistensi kubu pemilik Meriam Karbit. Bahkan, ada juga yang menjadikan atraksi meriam ini menjadi ajang lomba. Siapa yang meriam nya bersuara lebih keras, maka dialah yang jadi pemenang. Seandainya saja, kegiatan ini dikemas dalam suatu bentuk atraksi wisata, tentu saja akan menjadi sebuah daya tarik baru bagi penikmat pariwisata.

PISANG GORENG PONTIANAK : JAJANAN KUE TRADISIONAL YANG MENJELMA MENJADI MENU NASIONAL


Selain terkenal dengan Tugu Khatulistiwa, Sungai Kapuas, dan Keraton Kadariyah, Pontianak juga terkenal juga dengan berbagai kuliner khas. Bila anda berkunjung ke Pontianak, jangan lupa untuk menikmati salah satu menu kuliner andalannya yang lain, yaitu pisang goreng Pontianak. Sebab, pisang goreng Pontianak telah menjadi ikon wisata kuliner di kota Khatulistiwa. Pisang goreng memang merupakan salah satu makanan yang sudah akrab di kalangan masyarakat Indonesia. Ada banyak jenis pisang goreng di Indonesia. Lalu apa keistimewaan pisang goreng Pontianak ini?
Dibanding pisang goreng lainnya, Pisang Goreng Pontianak memiliki sesuatu yang unik dikarenakan adanya kremesan yang membungkus pisang goreng tersebut, sehingga akan terasa sangat renyah saat di kunyah. Namun tepung/keremesnya tidak terlalu banyak, sehingga, bentuk asli pisang masih terlihat. Pisang goreng Pontianak adalah jajanan dengan bahan dasar berupa pisang kepok yang dilapisi dengan tepung terigu, telur, dan kapur, serta dibelah hingga berbentuk kipas.

Proses penggorengan pisang goreng Pontianak dilakukan dua kali. Pisang yang digoreng matang dapat tahan hingga seharian, namun pisang yang digoreng setengah matang dapat tahan disimpan hingga 4 hari. Jadi cocok untuk dijadikan oleh-oleh bila Anda berkunjung ke Pontianak. Jika ingin dikonsumsi tinggal digoreng kembali. Selain rasa original pisang yang lezat, pisang goreng ini akan terasa lebih nikmat jika ditambah rasa coklat, susu, pandan, durian, blueberry, strawberry, kacang, nangka, mocca, keju dan lain-lain. 

Pisang goreng Pontianak tidak hanya terkenal di daerah asalnya, namun telah menyebar ke kota-kota besar lainnya seperti Jakarta. Ketika saya mempunyai kesempatan jalan-jalan ke kawasan Pangeran Jayakarta, Jakarta, pengunjungnya bahkan rela antri berderet-deret panjangnya untuk dapat menikmati pisang goreng ini. Ingin mencoba seperti apakah rasa pisang goreng Pontianak yang kremes ini?